Beberapa hari setelah rencana perubahan
kurikulum terungkap telah menimbulkan beragam reaksi yang cukup intensif. Salah
satunya adalah mengenai rencana penghapusan mata (mapel) Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) pada jenjang pendidikan SMP.
Berdasarkan pengamatan langsung maupun tidak
langsung, terutama melalui media, dapat dikemukakan bahwa hampir sebagian besar
opini publik menolak rencana penghapusan mapel TIK SMP.
Sebaliknya, hampir tidak pernah terdengar atau tercatat mengenai pendapat atau opini publik yang menyatakan persetujuan atas penghapusan mapel TIK secara tegas dengan alasan yang meyakinkan.
Alasan Kemdikbud yang akan mengintegrasikan TIK ke dalam semua mata pelajaran dianggap publik sebagai alasan yang tidak kuat dan tidak cukup berdasar. Menurut mereka, perlu dibedakan antara TIK sebagai media pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dengan TIK sebagai salah satu materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa.
Sebaliknya, hampir tidak pernah terdengar atau tercatat mengenai pendapat atau opini publik yang menyatakan persetujuan atas penghapusan mapel TIK secara tegas dengan alasan yang meyakinkan.
Alasan Kemdikbud yang akan mengintegrasikan TIK ke dalam semua mata pelajaran dianggap publik sebagai alasan yang tidak kuat dan tidak cukup berdasar. Menurut mereka, perlu dibedakan antara TIK sebagai media pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru dengan TIK sebagai salah satu materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa.
“Mengapa TIK dihapuskan? Alasannya TIK sudah menjadi media dalam
proses pembelajaran. Penggunaan TIK sebagai media pembelajaran itu adalah
porsinya guru, sedangkan
TIK sebagai mapel itukan porsinya siswa. Jadi enggak nyambung deh
alasannya,” komentar Anonim, salah
seorang pembaca Blog Srie yang tidak menulis identitas namanya.
Kontra
4 Alasan
Menilik kembali empat alasan utama yang
melatarbelakangi pengembangan kurikulum sebagaimana diungkap oleh Mendikbud
saat presentasi di hadapan Wapres Boediono, pertengahan November lalu, agaknya penghapusan mapel TIK justru dinilai
sebagai sesuatu yang bertentangan. Dalam alasan terkait tantangan dan
kompetensi masa depan, antara lain disebutkan bahwa ke depan kiat kuat pengaruh
kemajuan TIK dan kian dibutuhkannya kompetensi seseorang yang lebih kompetitif.
Begitu pula alasan fenomena negatif yang
berkembang, seperti tawuran dan persepsi publik yang agak miring terhadap kurikulum
saat ini, justru bertolak belakang dengan kenyataan hadirnya mapel TIK. Perlu
dicatat, bahwa kompetensi di bidang TIK akan bisa memicu kreativitas anak
sehingga akan lebih mungkin dapat diarahkan dalam mengembangkan berbagai
kegiatan yang lebih positif dan kreatif.
“Justru dengan adanya guru TIK, saya bisa
mengarahkan murid-murid dalam pembelajaran TIK untuk menarapkan hal-hal yang
positif,” ujar M. Andi Priyanto.
Sementara itu, persepsi publik yang menganggap
muatan kurikulum dirasakan memberatkan anak didik justru sama sekali tidak
dirasakan oleh para siswa terhadap mapel TIK. Hampir sebagian besar murid SMP sangat
menyayangkan bila mapel TIK dihapuskan. Alasannya, justru karena mapel ini
dianggap mapel favorit oleh mereka.
“Pak Menteri, saya siswa SMP. Mengapa pelajaran
TIK dihapus? (Nanti) saya tidak dapat lagi belajar TIK,” kata Izzani, salah
seorang siswa SMP yang ikut berkomentar di Blog Srie.
Konstruksi
Pengetahuan TIK
Beberapa guru TIK memberikan tambahan argumentasi mengenai tidak berdasarnya alasan
penghapusan mapel TIK. Menurutnya, TIK tidak boleh dimaknai sekadar guru bisa
mengoperasikan powerpoint dalam slide
projector atau murid bisa berselancar di internet. Bila pemaknaannya
seperti ini, maka guru dan apalagi siswa di Indonesia hanya akan menjadi
konsumen atau user teknologi. Justru, seharusnya generasi muda kita menjadi
kreator yang ikut menciptakan banyak produk teknologi, terutama yang terkait
dengan TIK, baik dalam arti hardware
maupun software.
“Kalau sampai TIK dihapuskan, tandanya
Indonesia hanya ingin menjadikan siswa sebagai user, karena siswa hanya
mengerti penggunaannya saja, tanpa memahami seluk beluk software, dan
kemungkinan akan tertinggal perkembangan teknologi yang terus update…,” kata
pembaca Blog Srie.
Pembaca lainnya mengatakan hal yang hampir
senada, terutama terkait dengan pentingnya siswa memiliki kompetensi sebagai kretator. Berikut petikan komentarnya:
“Pak Menteri, siapa yang akan menuntun anak
didik mengikuti perkembangan TIK, upgrade TIK tidak pernah berhenti. Tetapi banyak
yang harus dipelajari di sana. Generasi kita tidak hanya mengunduh saja, tapi
harus menciptakan. Anak-anak kita kelak bukan hanya sebagai pemakai teknologi
komputer, tetapi harus diantar supaya bisa “create” dalam istilah pemrograman.”
Untuk keperluan inilah, maka sejak dini perlu
diperkenalkan TIK kepada para siswa di Indonesia. SMP adalah jenjang pendidikan
yang dianggap sangat tepat untuk memulai membangun
konstruksi pengetahuan mengenai TIK. Bukankah telah banyak siswa SMP yang
kini telah berhasil menghasilkan karya mengagumkan di bidang TIK di saat
usianya masih muda?
Penghapusan TIK SMP, dengan demikian merupakan
langkah mundur bagi pendidikan nasional dan memperburuk masa depan Indonesia di
dunia internasional. Jika, alasan penyederhanaan kurikulum, alangkah lebih baik
lagi bila dipertimbangkan bukan mapel TIK yang dihapus.
Alokasi
Jampel lain
Keterbatasan jam belajar, amat mungkin dapat
diperoleh dari alokasi jam pelajaran Ijampel) lainnya. Pada draft kurikulum SMP
terjadi peningkatan pada mapel Agama, PPKN, Penjaskesor, dan Seni Budaya dari
sebelumnya masing-masing 2 jampel menjadi 3 jampel. Ada juga tambahan 4 jampel
untuk mapel baru bernama Prakarya.
Artinya, mengapa tidak dipertimbangkan sebagian
jampel tersebut dialokasikan untuk jampel TIK yang justru dianggap memiliki
nilai lebih, baik secara praktis maupun strategis yang dirasakan langsung oleh
siswa, orang tua, guru dan masyarakat?
Akhirnya, mumpung masih dalam tahap uji publik,
kiranya kita bisa sampaikan tanggapan mengenai rencana kurikulum baru, terutama
terkait dengan mapel TIK, kepada pihak Kemendikbud. Penyampaian tanggapan tersebut
dapat dilakukan secara online melalui alamat situs resmi milik Kemendikbud,
yakni : http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id./.
Selamat mencoba dan berjuang kawan-kawan…
Salam persahabatan. ***[Srie]www.srie.org